Gaza, Inibatam – Gaza dan wilayah sekitarnya semakin panas akibat pecahnya perang antara Israel dan kelompok Hamas Palestina. Pada Senin (9/10/2023) malam, jumlah korban mencapai lebih dari 1.600 orang tewas dan 6.434 lainnya terluka. Kedua belah pihak menderita akibat konflik ini.
Menurut laporan dari BNO News, pihak Israel mencatat sekitar 900 orang tewas dan 2.1616 orang terluka. Sementara di Jalur Gaza Palestina, yang menjadi markas Hamas dan milisi lainnya, sekitar 687 orang tewas dan 3.726 lainnya terluka. Kebanyakan korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak.
Di Tepi Barat Palestina, tercatat 16 orang tewas dan 92 lainnya terluka sejak serangan Israel vs Hamas dimulai.
CNN juga melaporkan bahwa jumlah korban terus bertambah, dengan lebih dari 900 orang tewas di pihak Israel dan lebih dari 680 warga Palestina meninggal sejak perang kembali pecah akhir pekan lalu.
Tak hanya melancarkan serangan udara, Hamas juga dikabarkan menyandera sekitar 150 orang di Israel, termasuk warga asing. Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan bahwa warganya termasuk di antara yang disandera oleh Hamas, meskipun belum ada pengungkapan jumlah pasti.
Biden juga menyampaikan berita sedih bahwa setidaknya 11 warga negara Amerika tewas akibat serangan Hamas di Israel. Selain AS, dua warga Prancis juga tewas akibat gempuran Hamas, sementara 14 warganya dinyatakan hilang dan dikhawatirkan menjadi tawanan Hamas.
Warga Thailand juga menjadi korban, dengan 12 kematian dan 11 orang lainnya disandera oleh Hamas. Ada juga laporan tentang warga Argentina, Rusia, Inggris, Kanada, Brasil, Italia, Tanzania, Panama, Irlandia, dan Jerman yang hilang dan mungkin juga menjadi korban penyanderaan oleh Hamas.
Konflik antara Hamas dan Israel telah meluas ke Lebanon setelah Israel melancarkan serangan udara di perbatasan utara Lebanon. Empat anggota Hizbullah, kelompok militan Lebanon, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Hizbullah membalas dengan menembakkan roket ke wilayah utara Israel. Israel menuding milisi Hamas telah menyusup ke negaranya melalui Lebanon.
Pihak Lebanon mendesak warga agar berhati-hati dan menghindari daerah perbatasan, sementara konflik ini semakin meruncing dengan melibatkan lebih banyak pihak dan mengancam stabilitas di kawasan tersebut.