Jakarta, Inibatam – Kabar gembira buat calon haji Indonesia. Hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Arab Saudi membawa oleh-oleh tambahan kuota haji sebanyak 20 ribu jamaah pada tahun 2024.
Kepastian tambahan kuota itu diperoleh usai Presiden Jokowi bertemu dengan Pangeran Muhammad bin Salman.
Tambahan kuota ini dianggap sebagai hasil positif dari pertemuan tersebut. Seperti kita tahu, begitu banyaknya peminat calon haji di Indonesia membuat daftar antrian hingga 10 tahun hingga 15 tahun baru bisa berangkat.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menyambut kabar gembira ini dengan penuh syukur. Dia menyatakan bahwa penambahan kuota haji merupakan berita yang sangat membanggakan, namun juga menghadirkan tantangan tersendiri.
“Ini adalah suatu kebahagiaan sekaligus tantangan,” ungkap Menteri Agama Yaqut seperti dikutip Republika.co.id, Sabtu (21/10/2023)
Menurut Yaqut, tambahan kuota ini diharapkan dapat mengurangi antrean jamaah haji. Namun, di sisi lain, peningkatan jumlah jamaah ini juga menuntut persiapan yang lebih matang.
“Ini memerlukan persiapan yang lebih matang. Tidaklah mudah mengorganisir keberangkatan 241 ribu jamaah, terlebih dengan penambahan 20 ribu. Selain itu, Arab Saudi juga telah mengubah beberapa regulasi yang harus kita siapkan karena situasinya berbeda dari sebelumnya,” jelasnya.
Yaqut Cholil Qoumas, yang akrab disapa Gus Men, mengungkapkan bahwa telah menggelar rapat virtual dengan jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Mereka diminta untuk segera mengambil langkah-langkah yang tepat guna mengakomodasi penambahan kuota haji dan memastikan distribusinya berlangsung dengan adil.
Prioitas Jamaah Lansia dengan pemeriksaan kesehatan yang ketat
Gus Men juga menegaskan bahwa jamaah lansia tetap akan menjadi prioritas. Saat ini, terdapat sekitar 600 ribu jamaah lansia, dan dia berharap agar mereka juga dapat menjadi prioritas dalam distribusi kuota tambahan ini.
Selain itu, Kementerian Agama akan merancang skema baru terkait syarat istitha’ah kesehatan. Yaqut Cholil Qoumas telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan untuk merumuskan langkah-langkah terbaik dalam menjaga kesehatan jamaah haji.
“Kami telah sepakat bahwa istitha’ah kesehatan akan menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh jamaah sebelum melunasi biaya haji,” ungkap Gus Men.
Dalam kerangka upaya menjaga kesehatan jamaah, nantinya mereka akan menjalani dua kali pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar jamaah dapat mengetahui kondisi kesehatan mereka secara lebih dini dan memiliki waktu yang cukup untuk pemulihan jika diperlukan.
“Kami akan memulai pemeriksaan kesehatan pada awal November untuk memberikan waktu yang lebih panjang. Jika ada jamaah dengan kondisi kesehatan tertentu, mereka akan memiliki kesempatan untuk pulih sebelum keberangkatan,” tambahnya.
Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan dua kali, dan jamaah yang dinyatakan kurang sehat akan direkomendasikan untuk menjalani proses pemulihan. Setelah pemeriksaan kesehatan kedua, jika kondisi kesehatan sudah memungkinkan, jamaah akan berhak untuk melunasi biaya haji mereka.
Upaya ini bertujuan untuk mengurangi kasus jamaah yang sakit dan wafat di Arab Saudi.