Batam, Inibatam – Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana TNI Julius Widjojono, memberikan klarifikasi terkait dengan beredarnya video yang menjadi viral di media sosial, yang salah mengidentifikasi apa yang terjadi di Markas UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) TNI di Lebanon.
Kapuspen TNI menjelaskan bahwa laporan yang beredar, yang mengklaim adanya serangan mortir di markas tersebut, tidak benar.
“Sebenarnya, yang jatuh di markas tersebut adalah roket flare yang ditembakkan untuk memberikan penerangan cahaya. Tindakan ini dilakukan dalam rangka meminimalkan kemungkinan adanya infiltrasi,” tulis Kapuspen di akun instagram pupspentni, Jumat (27/10/2023).
Roket Flare untuk penerangan
Disebutkan, setiap malam di perbatasan, roket flare seringkali ditembakkan ke udara. Setelah cahaya flare habis, roket ini akan jatuh dan tidak memiliki daya ledak.
“Namun, karena terbuat dari besi, jatuhnya roket flare ini dapat menyebabkan kerusakan pada benda atau permukaan yang terkena,” ungkapnya.
Kapuspen TNI menegaskan bahwa pasukan Indonesia yang berada di markas tersebut dalam keadaan aman.
Ledakan yang terjadi sekitar 1 kilometer dari pos mereka bukan disebabkan oleh mortir, melainkan oleh roket flare. Roket flare ini digunakan untuk memberikan penerangan pada malam hari dan seringkali ditembakkan oleh pihak lawan untuk mengukur jarak atau aktivitas di area tersebut.
Lebih lanjut, sejak tanggal 8 Oktober lalu, pasukan TNI yang terlibat dalam misi perdamaian PBB UNIFIL telah menjalani berbagai latihan khusus. Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan evakuasi jika terjadi situasi yang tidak diinginkan.
“Semua tindakan ini sesuai dengan prosedur operasi standar yang telah ditetapkan dan dilatihkan kepada setiap pasukan penjaga perdamaian PBB dalam pelaksanaan tugas mereka.”