PM Lee dan PM Datuk Anwar Sepakat Tingkatkan Koneksi Lintas Batas Malaysia-Singapura

PM Lee dan PM Datuk Anwar Sepakat Tingkatkan Koneksi Lintas Batas Malaysia-Singapura
PM Lee dan PM Anwar Ibrahim sepakat untuk meningkatkan kapasitas tapal batas darat Singapura dan Malaysia (ST)

Singapura, Inibatam – Kemajuan yang baik sedang dicapai untuk mengatasi kemacetan di checkpoint darat Singapura dan Malaysia, terutama dalam upaya meningkatkan kapasitas Jambatan Tuas. Demikian diungkapkan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong pada hari Senin (30/10/2023).

Di sisi Johor Malaysia, dilakukan perbaikan pengurusan Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina (CIQ). Sementara di sisi Singapura, dilakukan pembangunan ulang dan perluasan Checkpoint Woodlands.

“Jika ini tercapai, bakal terjadi peningkatan laju orang yang bepergian melalui darat antara kedua negara,” kata PM Lee.

Selain itu, PM Lee menegaskan bahwa Proyek Sistem Transit Cepat Johor Bahru-Singapura (RTS) tetap berjalan sesuai rencana dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2026.

Pembangunan ulang Checkpoint Woodlands

Dalam konferensi pers tersebut, PM Lee menjelaskan kepada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengenai perlunya pembangunan ulang Checkpoint Woodlands, yang akan melibatkan reklamasi tanah. Beliau senang bahwa Datuk Seri Anwar mendukung proyek ini.

Perdana Menteri Anwar mengungkapkan kesiapannya untuk memfasilitasi penjualan tanah yang saat ini dikuasai oleh pihak berwenang Malaysia demi pembangunan kembali Checkpoint Woodlands.

Langkah ini akan memastikan kelancaran perjalanan lintas batas, terutama bagi pekerja Malaysia yang bekerja di Singapura dan warga Singapura yang mengunjungi Johor pada akhir pekan.

Baca Juga  Singapura Integrasikan Kecerdasan Buatan dalam Tata Kelola dan Inovasi Kota

Konektivitas tetap menjadi prioritas bagi kedua negara, terutama dalam mengatasi kemacetan di Jambatan Tuas yang terkadang menjadi masalah bagi pelancong dari kedua belah pihak.

Memaksimalkan kapasitas Jambatan Tuas

PM Lee menyampaikan bahwa kedua pihak berkolaborasi erat untuk memaksimalkan kapasitas Jambatan Tuas. Beliau menekankan bahwa laju lalu lintas tidak hanya tergantung pada lebar Jambatan Tuas, tetapi juga pada proses pengurusan CIQ di Malaysia (di Johor Bahru) dan CIQ di Woodlands.

Otoritas Imigrasi dan Checkpoints (ICA) Singapura telah memperkenalkan berbagai inisiatif untuk melancarkan perjalanan lintas batas sambil menjaga keamanan perbatasan. Namun, solusi jangka panjangnya adalah memperluas area Checkpoint Woodlands untuk mengatasi peningkatan volume lalu lintas.

Menurut proyeksi ICA dan Otoritas Tanah Singapura pada Mei 2022, volume lalu lintas di Checkpoint Woodlands diperkirakan akan meningkat hampir 40 persen pada tahun 2050, sehingga pembangunan ulang dan perluasan Checkpoint Woodlands menjadi sangat penting.

Perdana Menteri Anwar menyatakan bahwa kemacetan di Jambatan Tuas telah menjadi masalah besar, terutama bagi pekerja Malaysia, tetapi situasinya telah membaik.

RTS Link Proyek Kunci

RTS Link merupakan proyek kunci dalam meningkatkan konektivitas antara kedua negara, dan diharapkan dapat memberikan solusi bagi masalah kemacetan di lintas batas.

Baca Juga  Tidak Terima Dituduh Korupsi, Dua Menteri Singapura Gugat Adik PM Lee Hsien Loong

Pada bulan Maret, Singapura mengumumkan bahwa konstruksi tautan darat ketiga antara Singapura dan Malaysia berjalan dengan baik, dengan 45 persen pekerjaan di sisi Singapura sudah selesai.

Ketika layanan shuttle RTS Link sepanjang 4 kilometer mulai beroperasi, penumpang dapat melakukan perjalanan antara stasiun Bukit Chagar di Johor Bahru dan stasiun Woodlands North dalam waktu sekitar lima menit.

Dalam hal ini, fasilitas CIQ Singapura dan Malaysia akan berada dalam gedung yang sama di Woodlands North, memungkinkan penumpang melewati imigrasi di titik keberangkatan mereka, tanpa harus melakukannya lagi saat tiba, seperti yang sering terjadi pada perlintasan perbatasan darat.

Selain itu, penumpang akan dapat beralih dari stasiun RTS ke Jalur Thomson-East Coast melalui tautan bawah tanah tanpa harus keluar dari stasiun.

Perlu dicatat bahwa kedua negara telah menandatangani perjanjian bilateral pada tahun 2018 untuk membangun tautan kereta api ini, yang awalnya dijadwalkan selesai pada tahun 2024. Pekerjaan pada tautan tersebut secara resmi dimulai kembali pada bulan Juli 2020 setelah mengalami beberapa penundaan.

Ketika tautan kereta api ini siap, layanan kereta dapat melayani hingga 10.000 penumpang per jam dalam setiap arah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *