Gaza, Inibatam – Gaza terus menjadi saksi dari serangan kejam yang telah menelan banyak korban, termasuk wartawan dan pekerja medis yang berjuang untuk melaporkan dan merawat. Sejak gempuran Israel dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023, setidaknya 46 wartawan dan 136 tenaga medis telah tewas dalam tragedi ini.
Juru bicara kantor media resmi Gaza menyuarakan keprihatinannya dalam konferensi pers yang digelar di depan RS Al Shifa, Gaza, Sabtu (4/11/2023). Dia menyuarakan pertanyaan penting mengenai peran organisasi internasional dalam mengatasi situasi yang semakin buruk ini.
Ia dengan tegas menyatakan, “Tak ada garis merah yang belum dilanggar. Ini adalah kejahatan terorganisir yang telah didokumentasikan.”
Selain itu, ia juga mengecam keheningan sebagian media internasional yang tampaknya mengabaikan pelanggaran berat yang sedang berlangsung dan mempertanyakan mengapa masih ada media yang tidak membahas perjuangan wartawan dan pejabat media di Gaza.
Sumber dari Palang Merah di Gaza menyebutkan 136 orang tenaga medis telah tewas, 25 ambulans hancur dan rumah sakit juga hancur jadi sasaran bom Israel.
Korban tewas sudah 10.000 jiwa
Angka ini terus bertambah, terutama ketika fasilitas kesehatan dan kendaraan ambulans menjadi target serangan.
Hingga saat ini, sekitar 10.000 warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, telah menjadi korban serangan Israel. Ini adalah pelanggaran serius terhadap International Humanitarian Law (IHL) atau hukum perang internasional yang menetapkan perlindungan bagi warga sipil, anak-anak, pekerja medis, dan jurnalis dalam situasi konflik.
IHL juga menekankan pentingnya mengakhiri konflik secepatnya untuk menghindari kerugian lebih lanjut bagi warga sipil. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik juga diharapkan untuk memiliki peta sasaran yang jelas dan menghindari target yang berhubungan dengan warga sipil.
Perlindungan jurnalis dan wartawan adalah komitmen yang sangat penting dalam menjaga prinsip kemanusiaan di tengah konflik.