Batam, Inibatam – Kabar gembira datang dari Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Minggu (12/11/2023) malam. Menlu mengabarkan Muhammad Husein telah berhasil dievakuasi dari Jalur Gaza, Palestina pada Minggu (12/11)petang sekitar pukul 18.00 WIB.
Sebelumnya, dalam postingan Ustadz Husein di akun medsosnya, dia gagal menyeberang ke perbatasan Rafah, Mesir untuk ke tiga kalinya. Dia bersama istri dan dua anaknya, tertahan di pintu perbatasan Gaza.
Dalam postingan itu, Husein menyebutkan surat-surat untuk keluar sudah lengkap dari Kedubes RI di Mesir. Namun pihak penjaga perbatasan Gaza Palestina tidak membuka pintu gerbang. Alasan mereka karena pihak perbatasan Rafah Mesir tidak mengizinkan ambulans yang membawa korban dari Gaza Utara.
Sementara pada kegagalan pertama, saat di evakusi bersamaan dengan Bang Onim, nama istri dan anaknya tidak termasuk dalam daftar evakuasi.
Dilansir dari Tempo, Minggu (12/11), Menlu Retno menyebutkan Husein dan keluarga saat ini sudah berada di wilayah Mesir bersama dengan tim evakuasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
“Selanjutnya mereka akan dibawa ke Kairo dan akan dipersiapkan untuk kembali ke Indonesia,” kata Menteri Retno, yang saat itu menemani Presiden Joko Widodo dalam perjalanan dari Arab Saudi ke Amerika Serikat, seperti yang terlihat dalam video yang dibagikan oleh Biro Pers dan Media Istana.
Sebelumnya, pemerintah telah berhasil mengevakuasi empat WNI dari Jalur Gaza ke Kairo, Mesir pada Kamis, 2 November 2023.
Keempat WNI tersebut adalah Bang Onim, relawan NPC bersama istri dan tiga anaknya. Istri Bang Onim sendiri merupakan warga negara Palestina. Proses evakuasi dilakukan setelah mereka menempuh perjalanan sejauh 367 kilometer dari Rafah ke Kairo.
Dengan keluarnya satu keluarga lain dari Gaza, tinggal tiga WNI yang memilih untuk menetap di sekitar Rumah Sakit Indonesia. Saat ini, mereka bertiga, relawan MER-C memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza.
Menteri Retno menyampaikan bahwa proses evakuasi ini memakan waktu yang cukup lama dan sempat ada isu nama-nama keluarga tersebut tidak masuk dalam daftar evakuasi. Hal ini menyebabkan pintu perbatasan tidak dibuka dengan berbagai alasan situasi lapangan.
“Proses panjang ini sekali lagi menunjukkan bahwa proses evakuasi sangat tidak mudah. Namun, upaya kita terus kita lakukan secara maksimal,” ujar Menteri Retno.
Selama hampir satu pekan berada di Timur Tengah, ia terus berkomunikasi dengan banyak pihak untuk memastikan kondisi WNI dalam keadaan baik.