Batam  

Dari Kilau ke Sepi: Marina City Batam, Kisah Lokasi Perjudian yang Sirna

Dari Kilau ke Sepi: Marina City Batam, Kisah Lokasi Perjudian yang Sirna
Dulu terkenal sebagai kawasan perjudian, sekarang Marina City berubah jadi kota mati di Batam (foto diaryainun)

Batam, Inibatam – Indonesia pernah punya pusat perjudian terbesar dan terkenal pada masa sebelum judi dibrangus. Namanya Marina City yang berada di Tanjung Riau, Sekupang, Batam.

Meski kawasan ini menjadi lokasi yang paling ramai dikunjungi turis domestik dan internasional. Karena disini adalah kawasan pusat hiburan terlengkap di Batam pada era tahun 2000 hingga 2011.

Yang paling terkenal di sini adalah tempat judinya. Lokasinya yang dekat dengan Singapura dan Malaysia, menjadi tempat hiburan bagi warga dua negara tetangga itu. Kebetulan pada saat itu, Singapura belum punya lokasi perjudian, Sentosa Island.

Pada masa kejayaannya, Marina City selalu ramai dari pagi ke pagi. Setiap jam, pengusaha dan pengunjung datang dengan membawa banyak uang, siap untuk bertaruh harta mereka di meja judi.

Kawasan perjudian ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sangat baik, seperti bangunan megah bergaya Eropa yang mendominasi pemandangan.

Baca Juga  Pulau Rempang dan Sejarah Panjang Penduduknya: Mengapa Ini Penting?

Selain tempat judi,sebagai tempat hiburan yang lengkap, Marina City juga menawarkan fasilitas hotel, karaoke, bar, hingga restoran. Semua fasilitas ini buka 24 jam, menciptakan lingkungan dengan perputaran uang yang sangat besar.

Begitu banyaknya putaran uang di sana saat itu, perekonomian pun hidup. Mulai tukang ojek, pedagang kaki lima hingga penjual makanan.

Yang datang tidak saja para penjudi, tapi mereka yang ingin bekerja di sana. Para pekerja datang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi.

Namun, kehidupan gemerlap ini berubah ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan larangan terhadap segala bentuk perjudian.

Marina City berubah jadi kota mati

Marina City pun berubah menjadi sebuah kota mati. Bangunan megah dibiarkan kosong, dan gemerlap lampu serta keriuhan yang dulu mengelilingi pusat perjudian tersebut lenyap.

Baca Juga  Solidaritas Melayu Rempang: Menjaga Tanah Warisan Lebih dari Sebuah Tuntutan

Akhirnya, penduduk memilih meninggalkan Marina City untuk bekerja di tempat lain. Hampir tidak ada penghuni yang menempatinya.

Kondisi jalanan sepi dan terkesan horor saat malam hari karena suasana di Marina City. Namun, masih ada beberapa penginapan yang aktif dengan harga murah dan suasana sepi.

Yang tersisa hanyalah beberapa bar atau restoran sederhana yang masih buka. Para tamu yang datang bukan lagi orang-orang kaya, melainkan wisatawan dengan anggaran terbatas.

Mereka yang datang ke sini pun sekarang lebih banyak untuk berburu sunset. Kebetulan lokasi Marina City berada di pesisir pantai. Sehingga orang-orang yang datang pada sore hari bisa menikmati tenggelamnya matahari di sana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *