Gaza, Inibatam – Untuk ke dua kalinya, Israel melancarkan serangan udara kedua ke Kamp Jabalia, yang merupakan kamp pengungsi Palestina terbesar di Jalur Gaza, pada Rabu (1/11/2023). Hamas melaporkan 195 orang tewas dan 120 orang hilang dalam serangan itu.
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr. Atef Al Kahlout, memberikan informasi tragis bahwa setidaknya 80 jenazah tiba di rumah sakit tersebut dalam waktu singkat setelah serangan Israel kedua yang mengguncang Kamp Jabalia.
Lebih lanjut, seperti dilansir cnn, Kamis (2/11/2023), Al Kahlout mengungkapkan bahwa sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Ia bahkan memprediksi bahwa jumlah korban tewas masih dapat meningkat, mengingat tim SAR masih terus menyisir reruntuhan bangunan.
Video yang berasal dari lokasi ledakan mengungkapkan kerusakan besar di sekitar kawasan tersebut. Orang-orang terlihat bekerja keras untuk menggali reruntuhan dalam upaya mencari mayat yang tertimbun di bawah puing-puing bangunan yang hancur.
Warga yang menjadi saksi mata gempuran kedua Israel di Kamp Jabalia dengan tegas menggambarkan kejadian ini sebagai “pembantaian,” seperti yang dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, pada Selasa (31/11), militer Israel juga melakukan serangan udara terhadap Kamp Jabalia.
Kamp Jabalia Dihuni 16 Ribu Warga
Kamp Jabalia, yang memiliki luas seluas Hyde Park di London, telah menjadi tempat tinggal sekitar 16 ribu warga Palestina sejak tahun 1948, ketika konflik antara negara-negara Arab dan Israel meletus.
Kondisi kamp pengungsian terbesar ini semakin memprihatinkan sejak Israel menggempur Gaza dalam konfliknya yang kembali pecah dengan Hamas sejak 7 Oktober lalu.
Dalam perkembangan terkait, kantor media Hamas melaporkan bahwa jumlah korban telah mencapai sekitar 195 orang yang tewas, sementara 777 lainnya mengalami luka-luka akibat dua serangan udara Israel yang menghantam Kamp Jabalia.
Sekitar 120 orang masih dianggap hilang dan diperkirakan tertimbun di bawah puing-puing bangunan.
Pengakuan Israel
Militer Israel membenarkan serangan udara kedua ini dengan dalih memberantas “teroris” Hamas. Mereka mengklaim bahwa serangan pertama ke Kamp Jabalia berhasil membunuh seorang komandan Hamas yang terlibat dalam perencanaan serangan dadakan ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Serangan kedua tersebut juga disebut Israel berhasil membunuh seorang komandan Hamas lainnya.
Situasi yang semakin tegang di Gaza menimbulkan keprihatinan di seluruh dunia, dan upaya untuk mengakhiri kekerasan terus berlanjut.