Kabut Asap Kembali Menyelimuti Pekanbaru: Dampak Karhutla dari Provinsi Tetangga

Kabut Asap Kembali Menyelimuti Pekanbaru: Dampak Karhutla dari Provinsi Tetangga
Kabut asap kembali selimuti Kota Pekanbaru, diduga kiriman dari provinsi tetangga (ilustrasi)

Pekanbaru, Inibatam – Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, kembali dilanda kabut asap tipis yang diduga merupakan akibat dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada Selasa (17/10/2023). Kabut asap ini diyakini berasal dari sejumlah provinsi tetangga dan diperparah oleh titik panas yang terdeteksi di beberapa kabupaten di Bumi Lancang Kuning.

Data yang dihimpun dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menunjukkan bahwa terdapat 86 titik panas di Riau, yang merupakan indikator terjadinya kebakaran lahan.

Kabupaten Indragiri Hulu menjadi daerah dengan jumlah titik panas terbanyak, mencapai 65 titik panas, diikuti oleh Kabupaten Indragiri Hilir dengan 12 titik panas, dan Kabupaten Pelalawan dengan 9 titik panas.

Karhutla terparah di Sumsel dan Lampung

Meskipun jumlah titik panas di Riau sudah mencemaskan, namun angkanya masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan provinsi tetangga. Provinsi Sumatra Selatan, misalnya, tercatat memiliki 2.734 titik panas, sedangkan Lampung memiliki 404 titik, Bangka Belitung dengan 219 titik, dan Jambi dengan 194 titik.

Baca Juga  Jenazah Mahasiswi Politeknik Padang Yasirli Ditemukan

Selain di Riau, titik panas juga terdeteksi di beberapa provinsi lain di Pulau Sumatra, seperti Bengkulu (9 titik), Sumatra Barat (39 titik), dan Kepulauan Riau (7 titik). Dalam total keseluruhan, terdapat 3.692 titik panas yang menjadi indikasi Karhutla di Pulau Sumatra.

Sanya Gautami, seorang analis dari BMKG Stasiun Metrologi di Pekanbaru, menjelaskan bahwa kabut asap tersebut kemungkinan besar mengandung campuran uap air dan partikel kering (asap). Partikel kering ini diduga kuat berasal dari aktivitas Karhutla di wilayah Sumatra bagian selatan.

“Termasuk di beberapa wilayah Riau seperti Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Pelalawan,” ungkap Sanya.

Sanya menekankan bahwa hasil dari Karhutla di provinsi tetangga dan beberapa kabupaten di Riau ini terbawa oleh arah angin yang masih didominasi dari selatan hingga barat daya. Hal ini menyebabkan kabut asap menyebar hingga ke wilayah utara Riau, termasuk Kota Pekanbaru.

Baca Juga  Misteri Begal di Pekanbaru: 7 Pelaku Masih Buron, 9 Pelaku Lainnya Telah Ditangkap

Kondisi ini menjadi sumber keprihatinan bagi masyarakat Riau, karena kabut asap dapat berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan. Pihak berwenang di Provinsi Riau terus berupaya untuk mengatasi Karhutla dan memitigasi dampak dari kabut asap, sambil terus memantau situasi yang terus berkembang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *