Jakarta, Inibatam – Anggota Komisi XI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati, memperingatkan tentang bahayanya transaksi judi online yang mencapai jumlah fantastis terhadap perekonomian Indonesia. Data PPATK menyebutkan transaksi dalam lima tahun mencapai Rp 190 triliun.
Anis Byarwati mengeluarkan pernyataannya ini di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta (3/10/2023).
Menurut Ketua DPP PKS Bidang Ekuin ini, uang yang seharusnya berputar untuk konsumsi dan pembelian produk, yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja, sekarang terhambat oleh aktivitas judi online.
Dia juga merinci data dari PPATK yang melaporkan bahwa ada sekitar 2,7 juta orang yang terlibat dalam perjudian online.
Anis Byarwati mencatat dengan prihatin bahwa mayoritas pemain judi online, yaitu sebanyak 2,1 juta orang, adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan pendapatan harian di bawah Rp100 ribu.
Dia menyatakan bahwa uang yang seharusnya bisa digunakan untuk menabung atau mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kini digunakan untuk berjudi online.
Wakil Ketua BAKN DPR RI ini juga mendesak Pemerintah untuk menjalin kerja sama internasional dalam menangani maraknya judi online.
Dia menyebut bahwa sebagian besar pelaku judi online berasal dari luar negeri dan mengusulkan agar Indonesia segera menjadi anggota Financial Action Task Force (FATF) yang berfokus pada penindakan kejahatan keuangan seperti pencucian uang.
Anis Byarwati juga mengingatkan bahwa nilai transaksi judi online di Indonesia pada tahun 2022 mencapai Rp104,4 triliun, naik hampir 100 persen dari tahun 2021 yang sebesar Rp57,9 triliun.
Dia menekankan perlunya tindakan tegas dari Pemerintah dalam memberantas perjudian online demi melindungi perekonomian Indonesia dari berbagai risiko, termasuk hilangnya pendapatan negara, peluang ekonomi yang terbuang, serta dampaknya pada UMKM.
