Kisah Pilu Seorang Anak Gaza, Selamat dari 3 Kali Pemboman: Kakek, Nenek, Ibu dan Paman Meninggal

Kisah Pilu Seorang Anak Gaza, Selamat dari 3 Kali Pemboman: Kakek, Nenek, Ibu dan Paman Meninggal
Penjajah Israel terus melancarkan serangan bom ke kawasan bumi Palestina (afp)

Gaza, Inibatam – Serangan Israel terhadap Gaza telah menciptakan derita dan kehancuran yang tak terbayangkan. Di tengah hantaman bom dan raungan pesawat tempur, warga Gaza, termasuk Nada Abu Hiya, seorang anak delapan tahun, menjadi saksi langsung akan kebrutalan konflik yang telah berkecamuk sejak 7 Oktober 2023.

“Pertama-tama mereka mengebom rumah kakek saya di Kota Gaza,” ucap Nada kepada AFP, menggambarkan perjalanan mengerikan keluarganya.

Pindah dari satu tempat pengungsian ke tempat lain, Nada dan keluarganya terus dikejar oleh ancaman bom yang datang tanpa peringatan.

Jumat (17/11/2023) pagi, kamp Nuseirat menjadi korban pesawat tempur Israel, menelan 18 korban jiwa menurut pejabat kesehatan yang dikelola Hamas.

Baca Juga  Perang Israel vs Hamas: Korban Tewas Capai 2.327 Orang, Gaza Terpukul Parah

Nada, yang matanya mencerminkan ketakutan dan kehilangan, menceritakan tragedi yang menimpanya.

“Nenek saya meninggal, ibu saya meninggal, kakek saya meninggal, paman saya meninggal, mereka menghancurkan rumah kami. Rumah tetangga kami juga hancur dan mereka semua meninggal,” ujarnya.

Gaza kini menjadi medan krisis kemanusiaan. Lebih dari 1,5 juta orang terpaksa mengungsi, hampir dua pertiga dari populasi wilayah tersebut, menurut data PBB.

Data Kementerian Kesehatan Palestina, yang sulit diakses karena terputusnya layanan komunikasi, mencatat bahwa korban tewas akibat serangan Israel mencapai 11.675 orang. Sementara korban luka tembus mencapai 32 ribu orang.

Angka-angka ini merefleksikan penderitaan besar yang dihadapi warga Gaza, dan kesulitan untuk mendapatkan bantuan medis yang diperlukan semakin memburuk.

Baca Juga  Setelah Masjid, Giliran Gereja Jadi Sasaran Bom Penjajah Israel di Gaza

Sehari sebelumnya, korban tewas sudah mencapai 11.470 orang, dengan lebih dari 4.700 anak-anak menjadi korban. Lebih dari 3.600 warga sipil dilaporkan hilang, termasuk 1.750 anak-anak, menciptakan gambaran kepedihan yang semakin dalam di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *