Gaza, Inibatam – Konflik Palestina – Israel memasuki fase perang. Jumlah korban tewas di kedua belah pihak terus bertambah. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa setidaknya 413 warga Palestina telah tewas dalam konflik ini, termasuk 78 anak-anak, dan lebih dari 2.300 lainnya luka-luka.
Di sisi lain, AFP melaporkan bahwa lebih dari 600 warga Israel telah meninggal dunia dalam konflik tersebut, dan setidaknya 100 orang disandera oleh kelompok mujahid Palestina, Hamas.
Pemerintah Israel telah mengkonfirmasi kabar tentang penculikan dan penyanderaan warga sipil dan tentara oleh Hamas di Jalur Gaza. Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengakui adanya warga dan tentara yang dibawa ke Jalur Gaza.
Namun, ia tidak memberikan rincian mengenai jumlah yang disandera atau tentara yang tewas dalam pertempuran.
Serangan intensif dari pasukan militan Palestina, mujahid Hamas, telah memaksa pemerintah Israel untuk mengeluarkan pernyataan perang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Israel akan “melakukan balas dendam yang besar” atas serangan yang dilakukan oleh pasukan Hamas.
Deklarasi perang Israel mengacu pada Pasal 40 UU Dasar Israel, mengingat Israel tidak memiliki konstitusi tertulis, tetapi beroperasi berdasarkan 13 UU Dasar yang memiliki fungsi serupa.
Pejabat tinggi angkatan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas kegiatan di wilayah Palestina menyatakan bahwa setelah serangan Hamas, konflik ini telah “membuka gerbang neraka.”
Dampak konflik juga terasa di bidang perjalanan udara, dengan beberapa maskapai menghentikan penerbangan ke Tel Aviv.
Maskapai besar seperti American Airlines, Air France, Lufthansa, Emirates, hingga Ryanair telah menarik penerbangannya dari Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.
Sementara itu, maskapai Israel, El Al, tetap beroperasi di Tel Aviv, dengan keberangkatan hanya dari Terminal 3 di Bandara Ben Gurion.
Selain itu, sebelumnya, pemerintah Israel telah menghentikan pasokan listrik ke Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan mendadak yang dilakukan oleh Hamas.
Instruksi ini dikeluarkan kepada perusahaan listrik milik negara tersebut, meningkatkan ketegangan dalam konflik yang semakin memburuk ini.