Krisis Kemanusiaan di Gaza: Warga Kesulitan Air, Makanan, dan Listrik Akibat Blokade Israel

Krisis Kemanusiaan di Gaza: Warga Kesulitan Air, Makanan, dan Listrik Akibat Blokade Israel
Sejak blokade total Israel, warga Gaza mulai krisis air, makanan dan listrik (ilustrasi)

Gaza, Inibatam – Warga di Jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk setelah Israel menyerang dan memblokade daerah kantong tersebut. Hal ini dilakukan Israel sebagai tanggapan terhadap gempuran milisi Hamas Palestina sejak akhir pekan lalu.

Sekarang ini, warga Gaza kesulitan mendapatkan pasokan air, makanan, listrik, hingga bahan bakar karena serangan yang tidak berhenti dari kedua belah pihak.

Nadine Abdul Latif (13) dari Al Rimal, Kota Gaza, mengatakan bahwa dia dan keluarganya tidak memiliki pasokan air sejak Senin (9/10/2023).
“Kami hampir tidak mendapatkan listrik atau internet, dan kami tidak bisa meninggalkan rumah untuk membeli makanan karena semakin berbahaya,” ujar Nadine seperti dikutip cnn, Kamis (12/10/2023).

Nadine mengaku telah diimbau pergi oleh tetangga karena pasukan Israel diperkirakan akan menyerang kawasan rumahnya. Namun, dia memutuskan untuk tetap tinggal di sana karena “tak punya tempat yang aman untuk dikunjungi.”

Situasi semakin diperparah dengan hilangnya kontak ayahnya, Nihad, sejak Sabtu (7/10). Ayahnya bekerja di Israel dan menjadi korban serangan Hamas pada hari tersebut.

Baca Juga  Gaza di Bawah Serangan Israel, Kisah Seorang Anak: Selamat dari Bom, Apakah Akan Selamat dari Kelaparan?

Pasokan Listrik dan Air Terhenti di Jalur Gaza

Blokade total yang diperintahkan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah menghentikan pasokan listrik, makanan, air, dan bahan bakar di Jalur Gaza.

“Kami memerangi orang barbar dan akan merespons sesuai dengan itu,” kata Gallant.

Israel telah melancarkan lebih dari ratusan serangan sebagai tanggapan atas serangan Hamas. Kementerian Dalam Negeri Palestina mencatat bahwa sebagian besar target Israel adalah “menara, bangunan tempat tinggal, fasilitas sipil, layanan, dan banyak masjid.”

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengubah 83 sekolah mereka di Gaza menjadi tempat penampungan sementara. Hingga Senin, UNRWA melaporkan kapasitas sekolah telah terisi 90 persen, dengan lebih dari 137 ribu orang mencari perlindungan di sana.

Jalur Gaza tidak memiliki tempat berlindung khusus dari bom atau bunker untuk warga sipil.

Kondisi Gaza Saat Ini Sudah Sangat Mengerikan

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza sudah “sangat mengerikan sebelum konflik ini” dan diperkirakan akan memburuk secara eksponensial.

Baca Juga  Situasi Terkini Perang Israel vs Hamas: Lebih dari 1.600 Tewas, Korban Terbanyak di Palestina Warga Sipil dan Anak-anak

Human Rights Watch (HRW) telah mengkritik blokade Israel, menyebutnya sebagai bentuk “kejahatan perang.”

Program Pangan Dunia menyatakan bahwa sebagian besar toko di Gaza hanya memiliki stok makanan untuk satu bulan, yang berisiko habis cepat karena orang-orang menimbun makanan karena ketakutan akan konflik yang berkepanjangan.

Pemadaman listrik berkepanjangan juga mengancam keberlangsungan makanan yang mungkin menjadi busuk.

Jalur Gaza telah menjadi sasaran serangan udara Israel dalam berbagai konflik sejak pasukan Israel mundur dari wilayah itu pada 2005. Pertempuran sering terjadi antara Israel dan faksi-faksi Palestina di Gaza, termasuk Hamas dan Jihad Islam.

Israel telah mengontrol ketat pergerakan penduduk dari Gaza ke Israel melalui dua penyeberangan, Erez dan Kerem Shalom, yang kini telah ditutup. Meskipun beberapa orang, makanan, dan bahan bakar dapat memasuki Gaza melalui Mesir melalui penyeberangan Rafah, rute ini juga dilaporkan telah dibombardir oleh Israel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *