Kualitas Udara Mulai Memburuk: Malaysia dan Singapura Kompak Tuduh Indonesia Penyebabnya

Kualitas Udara Mulai Memburuk: Malaysia dan Singapura Kompak Tuduh Indonesia Penyebabnya
Pemerintah Singapura mulai mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk mengurangi aktifitas di luar ruang, akibat penurunan kualitas udara (ilustrasi)

Kuala Lumpur, Inibatam – Kualitas udara di Malaysia dan Singapura mulai memburuk. Mereka menuding Indonesia lah sebagai penyebabnya. Hal ini disebabkan adanya kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Malaysia, Wan Abdul Latiff Wan Jaffar, mengatakan bahwa kebakaran hutan yang terjadi di tengah dan selatan Pulau Sumatra, serta selatan Kalimantan, belakangan ini telah memperburuk polusi udara di pantai barat Malaysia dan di Sarawak yang berbatasan langsung dengan Kalimantan.

“Kualitas udara secara keseluruhan di negara ini menunjukkan penurunan,” kata Abdul Latiff dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Channel News Asia pada Sabtu (30/9/2023).

Dalam pernyataannya, Abdul Latiff merujuk pada data citra satelit yang menunjukkan adanya 52 titik api kebakaran hutan di Sumatra dan 264 titik api di Kalimantan. Data ini diperolehnya dari Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) yang berbasis di Singapura.

Baca Juga  Konvoi Bantuan Kemanusiaan Memasuki Gaza di Tengah Eskalasi Konflik dengan Israel

Tidak hanya Malaysia yang merasa terpengaruh, Singapura juga mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak kebakaran hutan di Indonesia.
Negara Singa memperingatkan warganya tentang kemungkinan memburuknya polusi udara akibat peningkatan titik api kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi di Sumatra dalam beberapa hari terakhir.

Badan Lingkungan Hidup Singapura (NEA) telah mendeteksi kabut asap dengan tingkat kepekatan sedang hingga pekat di sejumlah wilayah di tengah dan selatan Sumatra dalam beberapa hari terakhir.

Kabut asap ini muncul saat NEA mendeteksi sekitar 241 titik api karhutla di wilayah tersebut pada hari Rabu lalu. Keesokan harinya, NEA masih mendeteksi 145 titik api karhutla.

NEA mengingatkan bahwa meskipun Singapura diperkirakan tidak akan mengalami kabut asap parah dalam beberapa hari mendatang, indeks standar polutan (PSI) mungkin akan memburuk jika ada perubahan arah angin.

Baca Juga  Kabut Asap Kembali Menyelimuti Pekanbaru: Dampak Karhutla dari Provinsi Tetangga

Menurut NEA, pemerintah Singapura telah membentuk Satuan Tugas Kabut Asap yang terdiri dari 28 lembaga publik. Satuan tugas ini bertujuan untuk menghadapi situasi jika kualitas udara terus memburuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *