Batam, Inibatam – Peristiwa Nakba, yang dalam bahasa Arab berarti “bencana” atau “malapetaka,” merupakan salah satu momen paling tragis dalam sejarah Palestina.
Terjadi pada 15 Mei 1948, Nakba melibatkan pengusiran dan pembantaian massal warga Palestina sebelum pendirian negara Israel.
Berikut adalah sejarah Nakba seperti dilansir tvOnenews.com, Rabu (8/11/2023).
Berawal pembagian wilayah Palestina
Sebelum peristiwa Nakba, pada November 1947, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang membagi Palestina menjadi dua negara, satu untuk orang Yahudi dan satu untuk orang Arab, dengan Jerusalem berada di bawah pemerintahan PBB.
Meskipun kaum Yahudi hanya merupakan sepertiga dari total populasi Palestina pada saat itu, mereka diberi alokasi 55 persen lahan, termasuk wilayah dengan mayoritas warga Arab Palestina. Palestina menolak proposal ini, dan dunia Arab juga menentangnya, menganggapnya tidak adil dan melanggar prinsip-prinsip Piagam PBB.
Perang pecah antara Palestina dan kelompok bersenjata Zionis tak lama setelah Resolusi PBB 181 diumumkan. Kelompok paramiliter Zionis melancarkan serangan ke kota-kota dan desa-desa Palestina, memaksa ribuan orang untuk mengungsi.
Negara Israel Berdiri, Warga Palestina Terusir
Situasi ini berkembang menjadi perang besar pada tahun 1948 setelah Mandat Inggris berakhir dan pasukan Inggris mundur, yang diikuti oleh deklarasi kemerdekaan Negara Israel.
Dampak perang ini sangat besar. Lebih dari 13.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 750.000 warga Palestina terusir dari rumah mereka, menjadi pengungsi.
Selama peristiwa Nakba, lebih dari 530 desa Palestina dihancurkan, dan pasukan Zionis merebut lebih dari 78 persen wilayah sejarah Palestina.
Walaupun tanggal 15 Mei 1948 menjadi hari resmi peringatan Nakba, pengusiran warga Palestina dimulai jauh sebelumnya. Otoritas Inggris mengakhiri mandat mereka di Palestina pada malam tanggal 15 Mei 1948, delapan jam sebelum David Ben-Gurion mengumumkan deklarasi kemerdekaan Israel di Tel Aviv.
Yasser Arafat Cetuskan 15 Mei sebagai Hari Nakba
Untuk mengenang tragedi ini, setiap tanggal 15 Mei, warga Palestina di seluruh dunia memperingati Hari Nakba, yang diciptakan oleh mantan pemimpin Palestina, Yasser Arafat, pada tahun 1998.
Hari Nakba adalah momen untuk mengenang hilangnya tanah air Palestina dan mengingatkan dunia akan hak-hak warga Palestina yang terus diingkari.
Meskipun PBB telah mengeluarkan banyak resolusi yang mendukung hak-hak warga Palestina. Hingga saat ini hak-hak ini masih belum sepenuhnya dipenuhi.
Lebih dari lima juta pengungsi Palestina tersebar di seluruh Timur Tengah. Hak-hak mereka terus dirampas melalui penggusuran, penyitaan tanah, dan pembongkaran rumah oleh pemukiman Israel.
Nakba tetap menjadi kenangan pahit dalam sejarah Palestina yang terus mempengaruhi perjuangan dan perasaan warga Palestina.