Gaza, Inibatam – Kondisi di Gaza semakin tegang ketika puluhan tank Israel terus berusaha maju ke pinggiran Kota Gaza, Senin (30/10/2023). Puluhan tank tersebut memasuki distrik Zaytun di selatan kota utama wilayah Palestina, memotong jalan utama yang menghubungkan utara dan selatan Jalur Gaza.
Para saksi mata di Gaza selatan memberikan laporan kepada wartawan AFP melalui telepon, menggambarkan situasi yang sangat berbahaya.
Salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, “Mereka memotong jalan Salahedin dan menembaki kendaraan apa pun yang mencoba melewatinya.”
Serangan udara Israel juga merusak sebagian jalan tersebut, meninggalkan kawah besar. Rekaman video yang beredar bahkan menunjukkan tank Israel meledakkan sebuah mobil warga yang sedang berbalik arah di tengah jalan.
Puluhan tank Israel bertahan di daerah tersebut selama lebih dari satu jam, dan meskipun kendaraan-kendaraan berusaha kembali ke jalan raya setelah mereka pergi, kerusakan pada jalan tersebut telah membuatnya tidak dapat digunakan.
Serangan balasan Hamas
Merespons serangan tersebut, sayap militer Hamas mengklaim telah menembakkan rudal anti-tank ke kendaraan lapis baja Israel.
Mereka juga menegaskan bahwa Israel berusaha memberikan informasi yang salah dengan mengklaim berhasil masuk ke pedalaman Jalur Gaza. Sementara serangan yang dilancarkan oleh kelompok Hamas telah menghalangi upaya tersebut.
Puluhan tank Israel ini merupakan bagian dari peningkatan intensitas perang yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap Hamas. Militer Israel melaporkan telah membunuh puluhan militan Hamas dalam ratusan serangan yang dilancarkan dalam beberapa hari terakhir.
Dalam perkembangan terbaru, militer Israel mengungkapkan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 600 sasaran dalam 24 jam terakhir, jumlah yang signifikan lebih tinggi dari 450 sasaran yang diserang sehari sebelumnya.
Ini merupakan salah satu hari paling intens dalam konflik yang sedang berkecamuk sejak militan Hamas menyeberang ke Israel dan melakukan serangan besar-besaran pada tanggal 7 Oktober.
Situasi ini semakin memburuk, meningkatkan kekhawatiran akan dampak kemanusiaan yang semakin parah di Gaza dan wilayah sekitarnya.
