Ekbis  

Rempang Eco City Disiapkan untuk Bersaing dengan Singapura, Bahlil: Ada yang Tidak Suka

Rempang Eco City Disiapkan untuk Bersaing dengan Singapura, Bahlil: Ada yang Tidak Suka
Menteri Investasi Bahlil di demo warga Kampung Pasir Panjang Sembulang Rempang saat berkunjung ke sana beberapa waktu lalu (inibatam)

Batam, Inibatam – Pemerintah telah menetapkan investasi di Rempang sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Tujuannya menguatkan daya saing Batam, terutama kawasan Rempang Eco City untuk bisa bersaing dengan Singapura.

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengakui bahwa pemberitaan sebelumnya mengenai kerusuhan di Rempang memengaruhi minat investor untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, Bahlil merasa bahwa pemberitaan tersebut tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan.

“Berita-berita tersebut terlalu berlebihan, saya harus jujur mengatakannya. Bahkan ada beberapa desain dan foto-foto yang seolah-olah berasal dari Rempang, tetapi kemudian menjadi berita. Ini terlalu berlebihan,” ungkapnya seperti dikutip detik, Sabtu (21/10/2023).

Bahlil menekankan bahwa tujuan besar di balik langkah ini adalah mendorong investasi besar agar tidak hanya terpusat di Rempang. Batam dan proyek Rempang Eco City diciptakan dengan tujuan bersaing dengan Singapura.

Baca Juga  Peluang Karier Menarik di Dunia Penerbangan: Lowongan Licensed Aircraft Mechanic dari Batam Aero Technic

Dia menjelaskan bahwa rencana pengembangan Rempang sudah ada sejak beberapa tahun lalu, bahkan ada investor yang berniat berinvestasi di Rempang pada tahun 2004 dan 2010. Sayangnya, investasi tersebut mengalami kendala dan penolakan.

“Apakah ada investasi besar yang masuk ke Batam yang dapat bertahan? Tidak ada. Pada tahun 2004, ada investasi besar yang masuk, namun ada demonstrasi. Uang dari negara lain masuk, tetapi perusahaan tersebut beralih ke negara lain. Sama halnya pada tahun 2010, dan ini juga terjadi pada tahun 2023,” ungkapnya.

Investasi Xinyi Grup

Untuk menghindari pengulangan kejadian serupa, Bahlil menyebut bahwa sejauh ini hanya perusahaan China, Xinyi Group, yang ingin berinvestasi di Rempang. Total komitmen investasi dari Xinyi mencapai US$ 11,6 miliar atau sekitar Rp 182,12 triliun (dengan kurs Rp 15.700).

Baca Juga  Gubernur Ansar Diperiksa dari Maghrib hingga Tengah Malam Terkait Honorer Fiktif

Bahlil menegaskan bahwa Xinyi Group telah memulai investasi, dan langkah-langkah telah diambil untuk memastikan bahwa segalanya berjalan dengan baik, termasuk perlindungan hak-hak warga setempat. Dalam konteks ini, ada pengalihan dan pengarahan aparat keamanan untuk menangani situasi yang awalnya mengalami miskomunikasi.

Berdasarkan data, hampir 60 rumah tangga di Rempang yang terdampak oleh pembangunan telah dipindahkan, dan hampir 500 rumah tangga lainnya telah mendaftarkan kesediaan mereka untuk dipindahkan secara sukarela. Ini mencapai lebih dari 50% dari total 900 rumah tangga yang ada.

Bahlil menekankan pentingnya komunikasi yang baik dengan warga, dan bahwa proses ini memerlukan waktu. Namun, langkah-langkah yang telah diambil menunjukkan komitmen untuk mengembangkan wilayah tersebut dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *