Gaza, Inibatam – Setelah rumah sakit dan masjid, giliran gereja jadi sasaran serangan bom penjajah Israel di Gaza. Sebuah gereja Ortodoks Yunani di Gaza luluh lantak serangan bom Israel pada Kamis (19/10/2023).
Tindakan tersebut telah memicu kemarahan di seluruh dunia. Banyak pihak mengecamnya sebagai tindakan yang tidak hanya tidak berperikemanusiaan, tetapi juga melanggar hukum internasional.
Menurut Ketua Komite Tinggi Urusan Gereja-Gereja di Palestina, Ramzi Khoury, serangan ini menunjukkan niat Israel untuk memusnahkan rakyat Palestina.
Gereja yang menjadi target adalah Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Gaza. Pada saat serangan, gereja ini ditempati oleh sekitar 500 Muslim dan Kristen Palestina yang sedang mencari perlindungan.
Khoury menegaskan bahwa serangan Israel ini difokuskan pada gedung dewan gereja, yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi warga Palestina yang mencari suaka.
Selain itu, Khoury juga menilai serangan terhadap tempat ibadah sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Hukum internasional dengan tegas melarang serangan terhadap tempat ibadah dalam segala situasi dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Banyak korban sipil di dalam gereja
Dampak serangan ini sangat merusak. Berdasarkan laporan dari kantor berita Palestina WAFA, setidaknya dua perempuan tewas dan banyak lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel di gereja Ortodoks Yunani tersebut.
Kementerian Dalam Negeri di Jalur Gaza melaporkan bahwa serangan ini menyebabkan banyak korban sipil, baik dalam hal korban jiwa maupun luka-luka. Mereka menyebutnya sebagai “pembantaian” yang dilakukan oleh militer Israel terhadap pengungsi yang mencari perlindungan di gereja tersebut.
Hingga saat ini, pihak Israel belum memberikan komentar atau tanggapan resmi mengenai laporan tersebut.
Gereja Saint Porphyrius, yang menjadi sasaran serangan, memiliki sejarah panjang. Gereja ini adalah gereja tertua ketiga di dunia, yang pertama kali dibangun pada tahun 425 Masehi dan kemudian mengalami renovasi pada tahun 1856.
Gereja ini berlokasi hanya beberapa meter dari Rumah Sakit Al Ahli Baptis, yang juga menjadi target pemboman Israel pada tanggal 17 Oktober 2023, yang mengakibatkan tragedi massal terhadap ratusan warga Palestina yang tidak bersalah.
Serangan terhadap tempat ibadah dan fasilitas kesehatan telah menimbulkan keprihatinan global dan menekankan perlunya solusi damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut.
Dunia terus memantau situasi di Gaza dengan harapan dapat memberikan perlindungan bagi warga sipil dan mengakhiri konflik yang telah menyebabkan banyak penderitaan.