Singapura Integrasikan Kecerdasan Buatan dalam Tata Kelola dan Inovasi Kota

Singapura Integrasikan Kecerdasan Buatan dalam Tata Kelola dan Inovasi
Singapura makin terdepan dalam pengembangan kecerdasan buatan untuk tata kelola dan inovasi kota (ilustrasi)

Batam, Inibatam – Singapura saat ini tengah mengalami revolusi kecerdasan buatan (AI) yang membuka peluang besar dalam tata kelola dan inovasi kota. Perkembangan Model Bahasa Besar (LLM) dalam beberapa tahun terakhir telah menggiring AI ke arah yang lebih maju, menjanjikan peningkatan produktivitas yang signifikan.

Dalam acara IBM Think Singapore 2023, Menteri Komunikasi dan Informatika Singapura, Josephine Teo, menyatakan kegembiraannya terhadap potensi AI. Ia percaya bahwa AI memiliki kemampuan untuk membuka pintu ekonomi dan kemanusiaan yang baru.

Inovasi AI berpotensi mendukung berbagai sektor, termasuk logistik, perbankan, kesehatan, dan bahkan pemerintahan.

Teo juga menyoroti peran penting AI dalam menjawab tantangan kesehatan di Singapura. Misalnya, AI dapat membantu memastikan resep obat yang lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan riwayat medis mereka.

Selain itu, AI juga menjadi kekuatan penggerak komputasi hijau dengan potensinya untuk mengoptimalkan konsumsi energi di pusat data. Di tingkat pemerintah, Singapura aktif memanfaatkan AI untuk melayani masyarakat. Mereka telah menggalakkan penggunaan AI di berbagai institusi pemerintah melalui Strategi AI Nasional yang telah dimulai sejak tahun 2019.

Baca Juga  Kualitas Udara Mulai Memburuk: Malaysia dan Singapura Kompak Tuduh Indonesia Penyebabnya

Menurut Teo, pada tahun 2022, sekitar 85 persen dari kementerian-kementerian Singapura telah menerapkan setidaknya satu solusi berbasis AI yang telah meningkatkan produktivitas secara signifikan. Masih banyak proyek terkait AI yang sedang dalam pengembangan.

Singapura juga telah mengintegrasikan LLM (Large Language Model) ke dalam platform Support GoWhere, yang merupakan solusi satu pintu bagi warga Singapura untuk mencari dan mengajukan bantuan dari pemerintah.

Hal ini memungkinkan warga untuk berkomunikasi langsung dengan sistem AI untuk mendapatkan rekomendasi skema bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti bantuan keuangan, pelayanan, lowongan pekerjaan, dan layanan kesehatan.

Selain itu, Singapura juga memanfaatkan potensi AI dalam sektor tata kota. Contohnya adalah Urban Development Authority (URA) yang menggunakan pembelajaran mesin untuk menganalisis masukan publik dan memberikan saran perencanaan yang lebih baik, berdasarkan topik dan lokasi geografis. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perencanaan tata kota dan merespons keluhan masyarakat dengan lebih efektif.

Baca Juga  Orchard Road, Singapura, Siap Sambut Natal 2023 dengan Pesta Jalanan dan Tiga Desa Natal Hebat

Teo menegaskan pentingnya keterbukaan dan kolaborasi dalam pengembangan AI di Singapura. IBM juga telah menjadi mitra penting dalam perjalanan teknologi Singapura, mulai dari komputer mainframe pertama di tahun 1963 hingga program komputerisasi nasional pada dekade 1980.

Selain berfokus pada manfaat publik, penting juga untuk memastikan bahwa sistem AI dapat dipercaya oleh semua pihak, termasuk konsumen dan perusahaan. Dalam rangka ini, Singapura telah meluncurkan Model AI Governance Framework pada tahun 2019, yang menekankan transparansi dan keseimbangan dalam penerapan AI.

Pada tahun lalu, mereka juga memperkenalkan AI Verify, sebuah kerangka kerja dan toolkit perangkat lunak untuk menguji transparansi AI. Akhirnya, AI Verify menjadi open-source dan mendirikan AI Verify Foundation untuk mempercepat perkembangannya.

IBM, sebagai salah satu anggotanya, memiliki solusi WatsonX.Governance yang berfokus pada operasionalisasi tata kelola AI untuk mengurangi risiko, waktu, dan biaya terkait dengan proses manual, serta memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk memastikan hasil yang transparan dan dapat dijelaskan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *