Singapura Waswas akan Kabut Asap Akibat Peningkatan Hotspot di Sumatra

Singapura Waswas akan Kabut Asap Akibat Peningkatan Hotspot di Sumatra
Adanya peningkatan titik api di wilayah Sumatera, membuat Singapura mulai was-was (ilustrasi)

Batam, Inibatam – Singapura mulai merasa waswas terhadap risiko kabut asap akibat peningkatan aktivitas hotspot atau titik api di beberapa lokasi di Sumatra, selama beberapa hari terakhir.

Badan Lingkungan Hidup Nasional (National Environment Agency/NEA), dalam unggahan di Facebook, mencatat bahwa pada Minggu (3/9) terdapat 23 titik api yang terdeteksi, dan 28 titik api pada hari sebelumnya. Sebagian besar titik api tersebut berasal dari wilayah selatan Sumatra.

Kekhawatiran semakin membesar dengan perkiraan cuaca kering yang akan berlanjut di wilayah selatan dan tengah Sumatra.

“Hal ini dapat meningkatkan situasi hotspot dan kabut asap di sana, serta menimbulkan risiko kabut asap yang dapat memengaruhi Singapura,” demikian unggahan NEA, sebagaimana dilaporkan oleh Channel News Asia.

Baca Juga  Berburu Oleh-oleh Hemat dengan 10 Dolar Singapura di Bugis Street

NEA juga mencatat bahwa kabut asap saat ini masih berjarak agak jauh dari Singapura, dan tidak terlihat mengarah langsung ke Singapura karena arah angin bertiup dari wilayah tenggara.

Namun, NEA menegaskan bahwa mereka akan terus memantau situasi dengan cermat.

Kabut asap di kawasan Asia Tenggara akibat kebakaran hutan di Indonesia telah menjadi “masalah berkepanjangan” selama beberapa dekade terakhir.

Pada bulan Juli lalu, Menteri Luar Negeri Singapura, Mohamad Maliki Osman, menyatakan bahwa Singapura dan Indonesia telah bekerja sama untuk mengatasi kabut asap lintas batas di wilayah tersebut.

Maliki mengungkapkan bahwa sejak tahun 2015, Singapura telah menawarkan Paket Bantuan Asap (Haze Assistance Package) kepada Indonesia.

Pada tahun 2015, Singapura terdampak oleh kabut asap akibat kebakaran hutan di sejumlah wilayah Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan.

Baca Juga  Kabut Asap Kembali Menyelimuti Pekanbaru: Dampak Karhutla dari Provinsi Tetangga

Menteri Luar Negeri Singapura saat itu, K Shanmugam, bahkan sempat menyampaikan kekhawatiran kepada Indonesia terkait dampak kabut asap tersebut, yang memengaruhi kesehatan dan ekonomi negara.

Pada tahun 2019, Singapura juga terkena dampak kabut asap karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta peningkatan titik api di Sumatra dan Kalimantan.

Hampir setiap tahun, kabut asap akibat karhutla di kedua pulau Indonesia itu turut menyelimuti sebagian wilayah Singapura dan Malaysia.

Pada bulan Mei lalu, pemerintah Singapura mengeluarkan imbauan dan meminta Satuan Tugas Kabut Asap untuk memantau serta menyiapkan respons terkait kabut tersebut. Pemerintah juga memperingatkan bahwa peristiwa serupa bisa terjadi lagi pada tahun 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *