Padang, Inibatam – Sebuah tragedi menggegerkan Kota Padang. Seorang calon pengantin wanita, SIP (25 tahun) ditemukan meninggal gantung diri di sebuah kamar penginapan. Kabar ini viral di media sosial. Menarik perhatian publik terkait isu bunuh diri dan kontroversi seputar uang jemputan pernikahan
SIP, warga Kota Pariaman, rencananya akan menikah dengan seorang calon lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada tanggal 14 Januari 2024. Namun, nasib tragis menimpanya ketika ia ditemukan meninggal tergantung dengan mukena yang diikat di lemari penginapan tempatnya menginap di Kota Padang pada Senin (13/11/2023).
Pihak kepolisian mendapatkan laporan dari pihak penginapan setelah kamar SIP terkunci dari dalam. Setelah membuka pintu dengan paksa, polisi menemukan Shintia dalam keadaan tergantung. Meskipun barang-barang berharga korban tidak berserakan, kamar terlihat dalam keadaan rapi.
Kapolsek Padang Barat, AKP Yudarman Tanjung, menjelaskan bahwa SIP memesan kamar penginapan untuk mengurus persiapan pernikahannya sendiri. Meskipun sebelumnya sering menginap bersama keluarganya, kali ini Shintia menginap sendiri.
Visum luar yang dilakukan pihak kepolisian tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh Shintia. Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Padang, dan diserahkan kepada keluarga setelah proses identifikasi.
Uang Jemputan
Pihak keluarga membantah adanya masalah terkait uang jemputan pernikahan. Isu yang beredar di luar, pihak keluarga mempelai pria meminta uang jemputan sebesar Rp 1,5 miliar. Sementara, pihak perempuan hanya menyanggupi Rp 500 juta. Uang jemputan adalah tradisi di Pariaman untuk meminang pria.
Salah seorang anggota keluarga, Rizki, seperti dilansir republika, Sabtu (18/11) menyatakan persiapan pernikahan sudah mencapai 85 persen.
“Buktinya sudah sidang. Terkait keluarga kami membatalkan itu tidak benar. Buktinya sudah sidang. Sudah 85 persen persiapan pernikahan. Tidak ada kami dari pihak perempuan membatalkan, begitupun pihak laki-laki juga tidak,” kata Rizki.
Rizki, yang mewakili keluarga, berharap pihak kepolisian dapat mengungkapkan dengan jelas penyebab dari tindakan nekat saudaranya.
“Jika benar gantung diri, apa motifnya. Jika bicara permasalahan, selama ini tidak ada masalah. Pasti wajar kami sebagai anggota keluarga (bertanya), pasti ada dorongan adik kami bisa (bunuh diri) seperti itu,” tambahnya.
Pihak keluarga meyakini bahwa ada faktor pendorong yang mendorong SIP untuk mengakhiri hidupnya.